Luka Hati Bikin Emosi, Berdamailah Diri Dengan 3 Cara Ini!
Hidup memang selalu penuh dengan tantangan, jika tidak demikian maka patut dipertanyakan semonoton apa hidupmu sebenarnya? Dalam tulisan ini, sebenarnya tidak akan membahas masalahmu yang begitu dramatical, kamu akan lebih difokuskan pada solusi yang bisa membuka cakrawala pemikiran dewasa.
Untukmu yang saat ini sedang dirundung luka hati mulai dari ditinggal pergi kekasih, atasanmu yang marah-marah melulu sampe nyeri ulu hati, atau pengkhiantan teman yang menyisakan duri pasti bikin kepala naik pitam, hati gelisah, dan emosi serasa memuncak dikepala. Bahkan lebih sadis lagi kamu menaruh dendam kesumat! Sebelum perkara childish ini menggerogoti dan menghancurkan hidupmu kelak, Yuk, berdamai diri dengan ikuti 3 langkah berikut.
1. Katanya, “Aku maafkan tapi belum tentu bisa dilupakan” padahal memaafkan itu menjadi awal untuk melupakan segala kepahitan kemudian hati menjadi lebih damai.
Memang memaafkan adalah perkara sulit dalam hidup terutama dikecewakan orang lain, tapi tunggu dulu deh. Coba sesekali kamu introspeksi diri, mungkin dulu kamu pernah menyakiti hati orang lain tanpa disadari atau bahkan tak merasa bersalah atas dasar egomu padahal sebenarnya orang diluar sana sudah banyak yang kecewa dan merasa terpuruk atas perlakuanmu sehingga kesakitan itu sekarang berbalik padamu? Bisa saja “Iya” cuma keangkuhanmu tidak menyadari. Harusnya, kamu berfikir ke belakang dan belajar memaafkan sebagai penebus dosamu di masa lalu. Percaya atau tidak, kamu mulai bisa memaafkan tanpa keterpaksaan sehingga titik awal perdamaian diri akan dimulai.
2. Sudah memaafkan, tapi pahitnya masih terbayang! Jangan menyerah, karena bercengkrama sambil menikmati kopi bersama bisa membuatmu belajar terbiasa dan mengikhlaskan luka terbawa suasana
Akan selalu ada bayangan kekecewaan jika orang yang sudah membuatmu sakit dan kecewa berada disekitarmu. Namun, bukan berarti hal tersebut kamu pikirkan terus – menerus. Coba saja, sesekali ajak dia atau mungkin dia yang mengajakmu keluar sebentar sambil menikmati kopi, boleh juga sekedar makan siang agar suasana menjadi cair kembali semakin sering semakin dewasa kamu, karena dengan banyak bercerita atau bahkan berbagi segelas kopi lambat laun akan terlupakan lalu muncul perasaan mengikhlaskan. Hal tersebut sama seperti dirimu yang sering kali mengecewakan kedua orangtuamu sendiri akan tetapi setiap hari kamu harus bertemu di meja makan hingga akhirnya kamu kembali ceria tanpa dendam.
3. Memaafkan dan mengikhlaskan sudah kamu lakukan. Selanjutnya bagaimana? Yuk, selangkah lebih maju! Jangan cuma mikirin soal perkara batin. Finansialmu kudu lebih baik di masa depan.
Jika hati sudah tenang jangan persulit lagi hidupmu dengan drama-drama receh. Ajak mereka yang telah mengecewakanmu untuk duduk bersama sambil berdiskusi tentang finansial di masa depan kelak sehingga ia akan membawamu pada tahap selangkah lebih maju. Misalnya kamu berencana mengikuti program simpanan di KSP-SB (info lengkapnya: https://ksusb.co.id/ksp-sb/) lalu kamu diskusikan mana yang terbaik untuk masa depanmu. Ingat selalu, Rosul pun menjadikan musuhnya bermanfaat dalam kebaikan, kita sebagai manusia atau generasi penrus seharusnya bisa belajar dari hal sederhana yakni “Berdamai diri dengan memaafkan lalu selangkah maju kedepan dari orang yang perneh mengecewakan” Yuk, berdamai dengan hati!